sea grasses)<\/em>\u00a0juga ada di perairan Indonesia.\u00a0 Sedang 3,4 juta hektar mangrove, 2057 spesies ikan karang dan 36 spesies mamalia laut, semuanya ada diperairan Nusantara ini.<\/p>Kesemuanya merupakan potensi ekonomi biru yang amat besar, namun juga tengah mengalami\u00a0 ancaman kerusakan akibat perubahan iklim seperti\u00a0 pemanasan global yang mengakibatkan mencairnya es di kutub dan naiknya muka air laut.\u00a0 Belum lagi pengasaman air laut yang berdampak pada hancurnya terumbu karang, serta munculnya variabilitas iklim seperti El Nino dan La Nina.<\/p>
Pada tahun 1980, luas hutan mangrove Indonesia mencapai 4,2 juta hektar, namun pada tahun 2021 tinggal 3,3 juta hektar saja.\u00a0 Begitu pula dengan kondisi terumbu karang Nusantara yang luasnya pada tahun 1999 mencapai 5,1 juta hektar, merosot tajam menjadi tinggal 2,5 juta hektar pada tahun 2018.\u00a0 Ini jelas berdampak pula pada menurunnya stok ikan di perairan Indonesia.<\/p>
Lewat ekonomi biru, bisa didorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dan ekosistem laut dapat tetap terjaga.\u00a0 Tonny menjelaskan bahwa sesuai kajian BAPPENAS tahun 2023,\u00a0 nilai ekonomi biru Indonesia mencapai US$ 280 miliar per-tahunnya dan bisa membuka lapangan kerja untuk 45 juta orang.<\/p>
Pada tahun 2045 nanti, target kontribusi sektor maritim akan mencapai 15% terhadap PDB, sementara PDB Maritim pada 2021 baru mencapai 7,60 %.\u00a0 Guna mencapai target tadi, diperlukan pola pendanaan APBN dan Non-APBN, mengingat dana APBN yang bisa dihimpun baru mencapai 20-25% saja, berarti harus dicari tambahan dana sekitar 75-80%\u00a0 lagi melalui pola pola pendanaan yang inovatif.<\/p>
Kebjakan ekonomi biru dan pendanaannya dilaksanakan melalui\u00a0SDGs Government Security Framework<\/em>, Kemenkeu (2021) dan juga melalui\u00a0Blue Financing Strategic Documen<\/em>t \u00a0(2022) yang ditetapkan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi. Sedang Bappenas menyusun\u00a0Blue Economy Development Framework (2021), Indonesia Blue Economy Roadmap (2023), Indonesia Blue Finance Policy Note (2022<\/em>)\u00a0dan \u00a0Blue Finance Instruments Development Guideline (2022).\u00a0<\/em><\/p>Berdasarkan kebijakan-kebijakan tersebut maka disusun pembangunan ekonomi biru per-sektor, yaitu Pengelolaan limbah\/sampah, Perlindungan laut & pesisir dan pemulihan keanekaragamanhayati & ekosistem, Perikanan Berkelanjutan, Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Risiko, Energi Terbarukan, Bioteknologi Laut, Ekowisata Bahari dan Teknologi Laut.<\/p>
Tonny Wagey menegaskan bahwa dengan adanya kebijakan yang terintegrasi, serta didukung rencana pembangunan sektor-sektor ekonomi biru berkelanjutan, \u00a0maka instrumen pendanaan biru bisa dimobilisasi, seperti\u00a0Sustainable Bond (Sovereign)\u00a0<\/em>Pemerintah Indonesia sebesar EUR 500 juta,\u00a0Sustainable Bond (Private)<\/em>\u00a0BRI sebesar US$ 500 juta,\u00a0Samurai Bond<\/em>\u00a0Pemerintah Indonesia, sebesar\u00a0 104 Juta Yen, lalu ada\u00a0Trust Fund ICCTF, LPMUKP<\/em>\u00a0sebesar US$ 18,3 Juta dan Rp329 milyar.\u00a0 Adapula\u00a0Sukuk Project Based (SPB<\/em>),\u00a0Crowd Funding<\/em>\u00a0sebesar Rp30 Juta Per-Kabupaten dan Asuransi Budi Daya Perikanan sebesar Rp1.485 milyar.\u00a0 Tentu, ini belum cukup untuk mendukung pendanaan biru lewat instrumen Non-APBN.<\/p>Tonny Wagey menyatakan bahwa dalam waktu dekat segera diluncurkan program-program Pendanaan Biru, seperti Coral Bond dengan pendanaan sebesar US$ 150 juta, Debt For Nature Swab sebesar US$ 30 juta dan Asuransi Parametrik Terumbu Karang yang akan didanai oleh Asian Development Bank dan UNDP.<\/p>
Para peserta diskusi sepakat bahwa potensi laut Indonesia begitu kaya, namun juga menghadapi ancaman nyata dari perubahan iklim dan dampak antropologis lainnya. Oleh sebab itu, kebijakan Ekonomi Biru, sebagai solusi untuk mencapai keseimbangan dan keberlanjutan antara kelestarian ekosistem laut dan kesejahteraan masyarakat pesisir, perlu diterapkan.\u00a0 Penerapannya dapat melalui inovasi pendanaan biru, seperti\u00a0Coral Bond<\/em>, \u00a0guna memicu investasi dan memutar perokonomian biru di Indonesia secara berkelanjutan.<\/p>Guna lebih melibatkan masyarakat, baik domestik maupun Internasional, di pengembangan Ekonomi Biru, maka pada 13 Desember 2024 yad, dalam rangka Peringatan Hari Nusantara 2024, akan digelar\u00a0International Seminar on Sustainable Coral Reefs 2024<\/em>, di Manado Sulawesi Utara.<\/p>\t\t\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t<\/div>\n\t\t\t\t