Kunjungan Tim Bank Dunia ke Proyek ICCTF dan Yayasan Terangi
Pada tanggal 16-18 April 2018 rombongan World Bank berkesempatan melakukan kunjungan untuk melihat langsung salah satu proyek yang dikelola oleh ICCTF bersama Yayasan Terangi di Belitung.
Kunjungan pada hari pertama dimulai dengan diskusi yang difasilitasi oleh PMU USAID bpk. Sudaryanto, didampingi Ann Jeannette Glauber dan Penyuluh Kehutanan, ibu Dian. Pemaparan dilakukan secara bergantian oleh Direktur Yayasan Terangi bpk. Safran Yusri dan Ketua HKM/Ketua Koperasi HKM Juru Sebrang bpk. Marwandi. Dalam paparannya Safran menjelaskan latar belakang munculnya ide pembuatan proposal, proses pembangunan proposal secara kolaboratif.
1. Dinas PU kabupaten (membangun jalan aspal 4 km) dan PU provinsi (infrastuktur area perkemahan seluas 4 ha) senilai RP. 16 miliar
2. BPDAS Baturasa Cerucuk, Bangka Belitung membantu rehabilitasi lahan (HL/HKm Sungai Brang) darat seluas 160 ha dengan bangunan pusat kebun bibit dengan nilai Rp. 2 Miliar
3. Dinas Ligkungan Hidup Daerah Belutung membantu 2 unit MCK portable senilai Rp. 40 juta
4. PT. TIMAH menyumbang sebesar Rp. 15 juta
5. Donor perorangan sebesar Rp. 6. Juta
6. Pecinta off road membangun track off road senilai Rp. 25 juta
Pertama, kunjungan dilakukan ke fasilitas pembibitan yang didanai BPDAS, presentasi dilakukan oleh ketua kelompok yang beranggotakan 6 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Mampu mengelola dan merehabilitasi lahan seluas 160 ha. Masih ada bibit yang tersisa, digunakan untuk penyulaman bibit yang mati dan dijual jika ada yang membutuhkan.Tampak berbagai tanaman dan jumlah masing-masing tercatat dengan rapi di papan mutasi bibit. Tingkat kehidupan tanaman mencapai 90%.
Rombongan selanjutnya menuju rumah informasi yang berada di tepi area parkir pintu masuk utama Belitung Mangrove Park. Pusat Informasi dibangun dengan pendanaan mandiri oleh kelompok, sedangkan isinya diadakan dengan pendanaan ICCTF: TV, laptop, dll. Di sini dapat dilihat isi rumah informasi yang diadakan dari proyek ICCTF dan piagam serta piala yang didapat oleh Kelompok HKm Juru Sebrang Bersatu.
Selanjutnya kunjungan dilakukan di lahan bekas tambang yang berubah menjadi sungai. Lokasi ini dijadikan atraksi wisata susur sungai dan bird watching. WB difasilitasi dengan binokuler untuk melihat jarak jauh. Dalam perjalanan dilihat burung dan biawak. Tower pengamatan burung yang didanai secara mandiri oleh kelompok sedang dalam proses pembangunan. Di belakang bangunan ini tampak rehabilitasi tanaman mangrove yang sudah berumur 8 bulan.
Kunjungan dilanjutkan dengan menyusuri mangrove track sepanjang 1.000 m. Di perjalanan tampak sedang dibangun dermaga untuk wisata snorkling/diving diluar HKm, restoran berbentuk kapal di tengah lahan bekas tambang yang menjadi kolam ikan kakap dan kerapu.