69% Terumbu Karang Dunia Ada Di Indonesia, Bappenas: Mampu Sumbangkan 540 T

Jakarta-Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) hari ini melaksanakan kick off COREMAP-CTI di Ruang Rapat Djunaedi Hadisumarto, Bappenas, Kamis (30/7).
Coral Reef Rehabilitation and Management Program – Coral Triangle Initiative (COREMAP – ICT) ini merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam menjaga kelestarian sumber daya terumbu karang. Di mana hal ini akan berdampak pada ekosistem terkait, dan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan. Juga sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas, Arifin Rudiyanto mengatakan bahwa terumbu karang Indonesia menjadi perhatian dunia.
Setidaknya, dikatakan dia, Indonesia memiliki luasan 25 ribu km² terumbu karang. 37% di antaranya adalah kondisi baik, dan 29,9% sangat baik.
“Terumbu karang menjadi tempat ikan untuk berkembang biak, tempat mencari makan. Dan terumbu karang mampu menyerap karbon tiga kali lebih banyak,” pungkasnya.
Dikatakan dia, hingga periode 2030, Indonesia dapat membuka tambahan keuntungan hingga 37 miliar USD. Angka ini setara dengan kurang lebih 540 Triliun rupiah. Atau 2,6 miliar USD setiap tahunnya, setara dengan kurang lebih 39 Triliun rupiah.
Sebutnya, World Bank dan Asia Development Bank (ADB) pun ikut terlibat untuk menyokong program kelautan di Indonesia.
“Terumbu karang di Indonesia itu sama seperti hutan Amazon of The Ocean. Itulah sebabnya banyak pihak yang memberikan perhatian kepada Indonesia, termasuk lembaga internasional,” bebernya.
Kendati demikian, masalah yang kerap dihadapi dalam keberlangsungan terumbu karang di Indonesia adalah dijadikannya terumbu karang sebagai bahan baku dalam aktivitas perekenomian.
Lanjutnya, polusi air akibat sampah juga sangat menganggu pertumbuhan terumbu karang. juga akibat sedimentasi, ilegal fishing (bom, racun), dan aktivitas wisata yg melampaui carrying capacity kawasan.
Hal ini pun berdampak pada penurunan kualitas dan kuantitas terumbu karang, produktivitas perikanan, dan plasma nutfah.
“Ini harus menjadi perhatian khusus bagi kita semua. Bappenas menggalang partisipasi semua masyarakat, akademisi, dan semua elemen lainnya demi kelestarian terumbu karang,” tandasnya.
Senada, Dr. Ir. Aryo hanggono (Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP) menyatakan bahwa terumbu karang harus dijaga semua warga Indonesia.
Sebab dengan terjaganya terumbu karang, maka biomassa ikan akan meningkat, dan populasi serta stok ikan juga akan meningkat.
“Maka dari itu, ilegal fishing harus dikurangi. Segala cara-cara yang berdampak akan rusaknya terumbu karang harus dihentikan,” tutupnya.
Sumber artikel indnews.id pada 30 Juli 2020