ICCTF bersama UMP Pantau Satwa Liar Hutan Rawa Gambut Terdegradasi di Hutan Amanah Lestari Kalimantan Tengah
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMP) melalui dukungan pendanaan ICCTF periode 2016-2018 melakukan kajian pengamatan satwa liar yang masih tersisa di kawasan Hutan Amanah Lestari (HAL) guna menyusun rekomendasi pentingnya melindungi kawasan tersebut dan daerah sekitarnya dari bahaya kebakaran hutan dan lahan terutama saat musim kemarau.
Kerusakan yang terjadi mayoritas disebabkan oleh ulah manusia yang melakukan perambahan dan pencurian kayu (illegal logging) di kawasan hutan. Tim UMP melibatkan kelompok-kelompok masyarakat desa di sekitar hutan untuk patroli hutan terhadap praktek illegal logging, patroli api, pengenalan mata pencaharian baru bagi masyarakat yang berkelanjutan, serta penyadartahuan dan pengamanan hutan bersama masyarakat.
Kegiatan pemantauan keberadaan satwa liar di Hutan Amanah Lestari menggunakan metode pengamatan dengan alat camera trap. Camera trap dipasang di kawasan hutan terutama yang masih mempunyai kerapatan tinggi. Kawasan tersebut hanya tersisa sekitar 20% dari total kawasan 25.000 ha. Hasil pemantauan kamera tersebut dipublikasi kepada khalayak luas dengan memasang informasi di papan pengumuman desa, presentasi dalam berbagai kegiatan seminar, dan publikasi artikel di website UMP.
Selanjutnya, tim melakukan identifikasi dan pemetaan lokasi satwa yang tertangkap kamera pada periode tahun 2016-2017. Lokasi pengamatan yang dipilih adalah kawasan dengan dominasi jenis pohon spesifik yang dilakukan pada musim penghujan dan kemarau. Pengamatan musim hujan dimulai bulan Juli 2016 hingga Desember 2016. Pengamatan pada musim kemarau dilakukan pada bulan April hingga Juni 2017 dengan sistem monitoring sekali dalam sebulan. Camera trap ini dipasang di 5 lokasi yang berbeda pada kerapatan hutan yang berbeda pula.
Hasil pengamatan dengan camera trap menunjukkan bahwa di kawasan hutan gambut tersisa ‘’Hutan Amanah Lestari’’ masih terdapat satwa liar berupa Orang Utan, Beruang, Trenggiling, Kucing Hutan, Rusa, Babi Hutan, Beruk dan 3 jenis tupai. Selain itu, ada beberapa jenis burung yang tertangkap kamera seperti Burung Pelatuk, Burung Sabaru dan beberapa Burung Tanah.
Hutan yang tersisa ini terbagi menjadi dua bagian, Timur dan Barat. Hutan tersebut terpisah akibat kebakaran hutan hebat yang terjadi pada tahun 2015. Sebagai upaya mengembalikan ekosistem tersebut, langkah yang sudah dilakukan adalah melalui pembasahan gambut dengan membangun sekat kanal serta penanaman berbagai jenis tanaman endemik hutan gambut di wilayah yang terdegradasi.